gambar dari internet
CUMULONIMBUS atau Kumulonimbus (Cb)- sebagian orang menyebutnya cumulus
nimbus adalah sebuah awan vertikal menjulang (keluarga D2) yang sangat
tinggi, padat, dan terlibat dalam badai petir dan cuaca dingin lainnya.
Kumulonimbus berasal dari bahasa Latin, "cumulus" berarti terakumulasi
dan "nimbus" berarti hujan. Awan ini terbentuk sebagai hasil dari
ketidakstabilan atmosfer. Awan-awan ini dapat terbentuk sendiri, secara
berkelompok, atau di sepanjang front dingin di garis squall. Awan ini
menciptakan petir melalui jantung awan. Awan kumulonimbus terbentuk dari
awan kumulus (terutama dari kumulus kongestus) dan dapat terbentuk lagi
menjadi supersel, sebuah badai petir besar dengan keunikan tersendiri.
hingga ketinggian 60 ribu kaki (18 km lebih), dan terbentuk karena
beberapa sebab, namun yang paling umum adalah proses konveksi akibat
pemanasan permukaan bumi oleh radiasi matahari dan kondisi atmosfer yang
tidak stabil. Cumulonimbus sangat mudah terbentuk di daerah tropis
karena proses konveksi di wilayah ini sangat kuat, dan dari awan inilah
‘lahir’ berbagai fenomena cuaca esktrem seperti badai tropis
(typhoon/topan), badai petir (thunderstorm), hujan es (hail storm),
tornado sampai angin puting beliung yang beberapa waktu lalu terjadi di
Bandung. Awan Cb mudah dikenali dari penampilannya yang memang beda dari
yang lain, umumnya dengan dasar awan landai, ‘tiang’ awan menjulang dan
puncak yang berbentuk seperti landasan atau alas untuk menempa
logam.Awan ini sangat berbahaya bagi penerbangan karena beberapa hal.
Yang pertama adalah proses vertical draft atau gerakan vertikal udara
yang terjadi dalam awan. Gerakan vertikal ini dapat naik (updraft) atau
turun (downdraft), dan proses ini sebenarnya lazim terjadi dalam awan.
Bumping yang terjadi pada saat pesawat yang kita tumpangi masuk ke dalam
awan juga disebabkan oleh vertical draft. Pada awan Cb, proses ini jauh
lebih kuat, dan turbulensi yang dihasilkannya dapat menghempaskan
pesawat yang terjebak di dalamnya. Faktor lain yang membahayakan adalah
partikel es awan Cb yang dapat membekukan bagian-bagian pesawat,
termasuk mesin. Dan karena partikel-partikel es ini juga, awan Cb adalah
salah satu jenis awan yang paling sering menghasilkan petir yang dapat
mengacaukan sistem kelistrikan dan navigasi pesawat. Cumulonimbus atau
Cb, adalah salah satu awan vertikal yang dapat tumbuh menjulang hingga
ketinggian 60 ribu kaki (18 km lebih), dan terbentuk karena beberapa
sebab, namun yang paling umum adalah proses konveksi akibat pemanasan
permukaan bumi oleh radiasi matahari dan kondisi atmosfer yang tidak
stabil. Cumulonimbus sangat mudah terbentuk di daerah tropis karena
proses konveksi di wilayah ini sangat kuat, dan dari awan inilah ‘lahir’
berbagai fenomena cuaca esktrem seperti badai tropis (typhoon/topan),
badai petir (thunderstorm), hujan es (hail storm), tornado sampai angin
puting beliung yang beberapa waktu lalu terjadi di Bandung. Awan Cb
mudah dikenali dari penampilannya yang memang beda dari yang lain,
umumnya dengan dasar awan landai, ‘tiang’ awan menjulang dan puncak yang
berbentuk seperti landasan atau alas untuk menempa logam. Awan ini
sangat berbahaya bagi penerbangan karena beberapa hal. Yang pertama
adalah proses vertical draft atau gerakan vertikal udara yang terjadi
dalam awan. Gerakan vertikal ini dapat naik (updraft) atau turun
(downdraft), dan proses ini sebenarnya lazim terjadi dalam awan. Bumping
yang terjadi pada saat pesawat yang kita tumpangi masuk ke dalam awan
juga disebabkan oleh vertical draft. Pada awan Cb, proses ini jauh lebih
kuat, dan turbulensi yang dihasilkannya dapat menghempaskan pesawat
yang terjebak di dalamnya. Faktor lain yang membahayakan adalah partikel
es awan Cb yang dapat membekukan bagian-bagian pesawat, termasuk mesin.
Dan karena partikel-partikel es ini juga, awan Cb adalah salah satu
jenis awan yang paling sering menghasilkan petir yang dapat mengacaukan
sistem kelistrikan dan navigasi pesawat. Karena puncak awan Cb dapat
mencapai 60 ribu kaki, pilot umumnya akan memilih menghindari awan ini
ke arah samping (pesawat jet umumnya terbang pada ketinggian 30-40 ribu
kaki, atau sekitar 9 - 12 km)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !