“Konsep ini sekarang banyak dikembangkan di kota-kota besar, utamanya karena ruang terbuka hijau yang makin terbatas. Tembok-tembok rumah kini bisa dibikin VG. Per meter persegi dinding bisa berisi 64 tanaman,” jelas Ir. Slamet Budiarto, praktisi dan konsultan VG dari Ciawi, Bogor.
Fungsi VG sendiri tak ubahnya taman pada umumnya. Ia memberi tambahan oksigen, ruang hijau, serta mengurangi suhu udara. Satu-satunya perbedaan adalah VG tidak berfungsi sebagai penahan erosi. Prinsip VG mirip dengan hidroponik, yakni bertanam tanpa tanah.
Menurut Slamet, tiga prinsip utama kehidupan tanaman adalah matahari, pupuk, dan air. Jadi, di manapun dan dengan cara apa pun, selama 3 hal ini ada, tanaman bisa hidup. Bahkan di daerah yang tidak ada sinar matahari sekalipun, bisa diberikan matahari buatan dengan bantuan lampu.
Semua Jenis Tanaman
Media VG harus dicari yang ringan, kuat, tapi tetap menyimpan air. Banyak media yang digunakan, dua di antaranya adalah nonwoven geotextile dan velt dari sabut kelapa. Velt sabut kelapa, yang dibuat dalam bentuk seperti papan dengan ukuran 50 cm dan tebal 30 cm, lebih unggul dalam hal menyimpan air. Komponen semuanya dari dalam negeri, sementara geotextile masih impor, sehingga lebih mahal.
Dalam hal ketahanan, geotextile lebih unggul. “Bisa tahan 15 tahun, sementara sabut kelapa berkisar 8 tahun karena berbahan organik yang bisa lapuk. Meski demikian, begitu akar sudah menjalin dengan sendirinya, maka ia akan menjadi media tersendiri sehingga lebih tahan lama,” jelas Slamet.
Untuk membuat taman vertikal , jenis tanamannya bisa apa saja. Namun, meski semua jenis tanaman bisa ditanam untuk VG, tetap harus memerhatikan faktor lingkungan. Jika VG-nya outdoor , sebaiknya pilih tanaman outdoor , begitu pun untuk yang indoor . Hindari tanaman merambat karena tumbuh liar kemana-mana dan usia dewasanya tinggi. Pilih tanaman jenis semak dan bisa hidup bertahun-tahun.
“Sesuaikan juga dengan pola VG. Kalau polanya liar, tanaman liar bisa jadi pilihan,” kata Slamet.
1. Buat konstruksi di bagian belakang (frame ) dengan rongga sekitar 7 cm dari tembok. Ini penting agar media tanam tidak langsung berhubungan dengan tembok karena lembap. Ukuran frame sekitar 0,5 m x 1 m. Jika terlalu luas, misal 1 m x 1 m, karpet bisa melengkung di bagian tengah sehingga air yang jatuh tidak rata.
2. Setelah frame siap, taruh media tanam (geotextile atau velt sabut kelapa) dua lapis. Sobek lapisan depan dengan jarak 12 cm. Di antara lubang tadi, buatlah jahitan jelujur vertikal supaya media tanam tidak melorot ke bawah.
3. Karena ada jarak antar lubang, maka tidak semua media tanam (karpet) langsung terkaver dengan tanaman. Seiring pertumbuhan tanaman, lama-lama karpet akan terkaver rata. Pilih tanaman yang seimbang antara tajuk dan akar. Jika tajuknya terlalu besar, daun akan layu dan jatuh, baru sebulan kemudian tumbuh dengan baik. Lebih baik pilih tanaman yang lebih kecil tajuknya supaya akar cukup menopang daun sehingga daun tidak layu. Ini konsep kesimbangan tanaman yang harus diketahui.
4. Masukkan tanaman ke dalam lubang yang sudah dibuat. Bisa menggunakan rockwool yang digulung, tapi bisa juga langsung. Yang penting tanaman sudah punya akar yang bagus, tumbuh baik di polybag , media bagus (remah dan banyak rongga). Masukkan sebagian media di polybag ke dalam lubang. Ini justru akan membuat akar tidak terlalu terganggu sehingga tanaman tidak butuh aklimatisasi atau adaptasi yang lama.
5. Pengairan menggunakan sistem drip irigasi. Idealnya, pipa pengairan berjarak 3 meter dari atas. Dengan menggunakan timer otomatis, waktu penyiraman bisa disetel, misalnya 5 kali sehari, masing-masing selama 2 menit. Gunakan nosel sebagai pressure regulator supaya tekanan air sama sehingga kucurannya rata. Tetesan air bisa langsung ke tanah atau didaur ulang kembali ke atas. Jangan lupa, tempatkan tanaman yang tahan kering di bagian atas, dan tanaman basah di bawah.
Pemupukan Otomatis
Perhatikan beberapa hal berikut pada saat membuat taman vertikal:
* Seperti apa pun panasnya, biasanya tanaman VG hanya mendapat sinar matahari selama setengah hari karena arah gerak matahari. Akibatnya, ada masa ketika tanaman terlihat tidak subur karena tidak mendapat sinar matahari full seharian.
* Pemupukan bisa dilakukan secara otomatis. Caranya, campurkan pupuk ke dalam tandon air. Lakukan seminggu sekali.
* Pemangkasan bisa dilakukan setiap 6 bulan sekali, khususnya untuk VG berpola tertentu.
* Cek nosel setiap 6 bulan sekali. Begitupun filter sebaiknya diperiksa secara periodik. Bersihkan 2 minggu sekali jika kualitas airnya bagus.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !