Selain terkenal dengan keindahan
alamnya, Bali juga menyimpan pesona adat istiadat dan budaya yang hingga
saat ini masih terjaga. Salah satunya adalah Subak yang telah menjadi
ciri khas Bali. Subak adalah organisasi kemasyarakatan yang khusus
mengatur sistem pengairan sawah yang digunakan dalam cocok tanam padi di
Bali. Subak biasanya memiliki pura yang
dinamakan Pura Uluncarik, atau Pura Bedugul, yang khusus dibangun oleh
para petani dan diperuntukkan bagi dewi kemakmuran dan kesuburan dewi
Sri. Sistem pengairan ini diatur oleh seorang pemuka adat yang juga
adalah seorang petani di Bali.
Secara filosofis, keberadaan subak
merupakan implementasi dari konsep “tri hita karana”, yang bila
diartikan adalah tiga penyebab kebahagiaan (Tuhan, manusia dan alam).
Tri hita karana merupakan konsep mengenai hubungan yang harmonis antara
manusia dengan tuhan, manusia dengan alam, dan antar manusia. Jadi
dengan kata lain, kegiatan di dalam subak tidak selalu mengenai
pertanian, tapi juga mencakup interaksi sosial antar warga dan ritual
keagamaan untuk kesuksesan dalam bertani
Revolusi hijau telah menyebabkan
perubahan pada sistem irigasi ini, dengan adanya varietas padi yang baru
dan metode yang baru, para petani harus menanam padi sesering mungkin,
dengan mengabaikan kebutuhan petani lainnya. Ini sangatlah berbeda
dengan sistem Subak, di mana kebutuhan seluruh petani lebih diutamakan.
Metode yang baru pada revolusi hijau menghasilkan pada awalnya hasil
yang melimpah, tetapi kemudian diikuti dengan kendala-kendala seperti
kekurangan air, hama dan polusi akibatpestisida baik di tanah maupun di
air. Akhirnya ditemukan bahwa sistem pengairan sawah secara tradisional
sangatlah efektif untuk menanggulangi kendala ini.
Subak telah dipelajari oleh Clifford
Geertz, sedangkan J. Stephen Lansing telah menarik perhatian umum
tentang pentingnya sistem irigasi tradisional. Ia mempelajari pura-pura
di Bali, terutama yang diperuntukkan bagi pertanian, yang biasa
dilupakan oleh orang asing. Pada tahun 1987 Lansing bekerja sama dengan
petani-petani Bali untuk mengembangkan model komputer sistem irigasi
Subak. Dengan itu ia membuktikan keefektifan Subak serta pentingnya
sistem ini.
Pada tahun 2012 ini UNESCO, mengakui Subak (Bali Cultur Landscape),
sebagai Situs Warisan Dunia, pada sidang pertama yang berlangsung di
Saint Petersburg, Rusia.Photograph by Christian Mokri
Photograph by chensiyuan on Wikimedia Commons
Photograph by Tavana on Wikimedia Commons
Photograph by Jos Dielis on Wikimedia Commons
Photograph by melmarc on Deviantart
Photograph by Daniel Rubio on Flickr
Photograph by Adrian Simionov
Via: Wikipedia & Pustaka PU
(mobgenic.com)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !