dalam praktiknya fisika tidak lepas dari
aktivitas yang bernama mengamati, mengukur, menghitung, menganalisis
dan menyimpulkan hasilnya. Sebagaimana sebuah kaidah ilmiah, maka dalam
fisika aktivitas mengukur dan menghitung menjadi bagian yang tidak
terpisahkan.
Tetapi semua aktivitas itu pasti harus
didasari dengan konsep yang jelas dan benar. Sehingga dalam aktivitas
mengamati dan melakukan pengukuran, kita tidak dapat dilepaskan dengan
apa yang diukur, dengan apa kita mengukur, dan bagaimana hasil
pengukurannya.
Apa yang diukur? Maka perlu dibuat
kesepakatan yang sama tentang sesuatu hal yang diukur baik substansinya
maupun istilahnya. Maka dari itu muncullah istilah besaran. Kita
mengenal ada besaran panjang, massa, waktu, dan sebagainya.
Dengan apa kita mengukur? Maka disini
adalah berbicara tentang alat yang diperlukan untuk mengukur. Alat untuk
mengukur diciptakan setelah para ilmuwan menyepakati bagaimana mereka
mendefinisikan sesuatu yang diukur itu dengan jelas dan tegas.
Bagaimana hasil pengukurannya? Dalam
aktivitas ini maka kita akan mengacu pada sebuah data baik itu angka
(kuantitatif) maupun kata-kata (kualitatif). Pada prinsipnya hasil
pengukuran itu harus disamakan dengan sebuah standar yang disepakati.
Maka disitulah besaran itu harus meliliki satuan.
Maka mempelajari besaran dan satuan
adalah belajar tentang apa-apa yang telah disepakati para ilmuwan dunia
tentang aktivitas observasi dan kegiatan ilmiah mereka. Sehingga dengan
adanya besaran dan satuan, setiap orang bisa menangkap maksud dari
publikasi ilmiah yang dituliskan. Misalnya jika seorang ilmuwan
menuliskan bahwa panjang lintasan elektron di CERN itu 500 km, maka
ilmuwan lainnya dengan mudah mengerti maksud dari 500 km tersebut karena
sudah ada kesepakatan tentang besaran dan satuan, serta alat yang
digunakan untuk melakukan pengukuran itu.
Berikut adalah besaran dan satuan yang ditetapkan sebagai Sistem Internasional (SI).
sumber : fisika.org
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !