Olahraga bagi ibu hamil memiliki banyak manfaat, di antaranya memperbaiki suasana hari, membuat ibu makin merasa nyaman dan mengurangi risiko diabetes gestational. Tak berhenti sampai di situ, rutin olahraga saat hamil juga bisa bantu membuat anak cerdas lho.
Ya, dalam pertemuan tahunan Society for Neuroscience dipaparkan sebuah studi terbaru dari University of Montreal menemukan bahwa rutin olahraga selama masa kehamilan bisa membantu perkembangan otak bayi. Dalam studi ini, tim peneliti mengamati aktivitas wanita di trimester kedua dan ketiga kehamilannya.
Salah satu kelompok ibu hamil menjalani beragam aktivitas fisik seperti bersepeda, jalan santai, dan berenang dengan durasi 20 menit selama tiga kali seminggu. Sementara itu, kelompok lainnya melakukan aktivitas fisik ala kadarnya.
Hasilnya, ditemukan bahwa bayi dari ibu yang aktif memiliki tingkat aktivitas otak yang lebih matang ketimbang bayi dengan ibu kurang aktif. Aktivitas otak bayi yang diukur saat berusia 12 hari tersebut hampir menyamai aktivitas otak bayi usia 4 bulan.
"Teorinya, olahraga bisa meningkatkan suplai oksigen ke otak bayi Anda, otomatis zat kimia dalam otak yang berguna untuk perkembangan otak anak pun berkembang. Sehingga, ini bisa membantu bayi Anda mengembangkan kemampuan bahasa dan keterampilan motoriknya," tutur ketua peneliri Dave Ellemberg, PhD.
Untuk jenis olahraga yang relatif aman dilakukan ibu hamil, dr Hari Nugroho SpOG dari RSUD Dr Soetomo mengatakan beberapa olahraga yang bisa dilakukan ibu antara lain joging ringan, senam ringan dan jalan kaki. Diharapkan, ibu hamil mengetahui batas kemampuan dirinya.
"Kalau dirasa pusing atau tidak enak badan, sebaiknya tidak perlu olahraga keesokan harinya. Sangat tidak disarankan melakukan olahraga dengan impact tinggi misalnya angkat beban yang bisa meningkatkan detak jantung," kata dr Hari kepada detikHealth dan ditulis pada Selasa (16/9/2014).
Sebab, olahraga seperti ini bisa meningkatkan metabolisme ibu hamil dengan sangat drastis. Dikhawatirkan, nutrisi yang dikirimkan jantung dalam darah tidak cukup untuk kehamilannya. Pada olahraga angkat beban misalnya, dikhawatirkan terjadi peningkatan tekanan di dalam perut yang bisa membuat tekanan di dalam rahim meningkat. Akibatnya risiko keguguran ikut meningkat.
(rdn/ajg)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !